Oleh: Emanuel Sina Jogo*
Gong Pilkada telah dibunyikan. Para calon bupati dan calon wakil bupati telah mendaftar paketnya di Komisi Pemilihan Umum Nagekeo dan ditetapkan sebagai calon tetap. Masing-masing calon telah mendapatkan nomor urut.
Ditelusuri, dalam Pilkada Nagekeo 2024 ini, ada tiga eks birokrat gandeng politisi dan satu politisi gandeng eks birokrat. Sebuah pertanyaan, rakyat utus yang mana?
Lebih jauh, Pilkada Nagekeo kali ini hampir mirip dengan Pilkada Nagekeo tahun 2018 silam, bedanya Pilkada Nagekeo 2018 terdapat 5 pasangan calon bupati dan calon wakil bupati dan satu di antaranya adalah calon independen; sedangkan Pilkada Nagekeo 2024 ini hanya terdapat 4 pasangan calon bupati dan calon wakil bupati yang maju untuk merebut kursi Nagekeo 1 dan 2.
Keempat pasangan calon di antaranya Pasangan Simplisius Donatus-Gonzalo Muga Sada atau paket IDOLA mendapat nomor urut 1 diusung oleh Partai PDIP dan PAN. Kemudian Johanes Don Bosco Do-Marianus Waja atau paket YES Jilid II. Duet petahana ini mendapat nomor urut 2 dengan partai pengusung Nasdem, Demokrat, Perindo, PKS, Golkar, Gerindra, dan Partai non seat yakni PBB.
Lalu ada pasangan Tomas Tiba Owa-Seke Albertus atau paket Master mendapat nomor urut 3 diusung Partai non seat yakni Partai Buruh, Gelora, Partai PKN, PSI, dan PPP. Terakhir ada pasangan Elias Djo-Marselinus Siku atau paket EMAS mendapat nomor urut 4 dengan partai pengusung PKB dan Hanura.
Menakar rekam jejak para calon bupati dan calon wakil bupati Nagekeo periode 2024-2029
Pertama, Simplisius Donatus merupakan seorang eks Birokrat/ mantan hakim pada Pengadilan Tinggi Surabaya sejak 2023 sampai Agustus 2024. Simplisius sudah kenyang sebagai hakim pengadilan yang mana ia pernah menjadi hakim pada Pengadilan Negeri Waingapu, Pengadilan Negeri Soe, dan pernah menjadi hakim pada Pengadilan Tinggi Kupang serta menjadi hakim pada pengadilan di beberapa daerah di Indonesia. Sementara calon wakilnya Gonzalo Muga Sada adalah seorang politisi yang pernah menjadi anggota DPRD Provinsi NTT periode 2019-2024. Pada pemilu 2024 Gonzalo gagal melenggang ke gedung yang direncanakan akan dibangun berbentuk kepala Komodo itu. Pasangan ini saling melengkapi antara birokrat yudikatif dan politisi.
Kedua, Johanes Don Bosco Do merupakan petahana/Bupati Nagekeo periode 2018-2023 bersama pasangannya Marianus Waja. Mantan Kepala Puskesmas Danga-Mbay ini adalah seorang dokter juga mantan birokrat yang pernah menduduki jabatan direktur di 3 rumah sakit daerah yang berbeda (Bajawa 1988-1993, Manggarai 1993-1995, Ende 1995-1997) dan terakhir sebagai Kadis Kesehatan Kabupaten Ende 2012-2014. Tidak berselang lama, setelah terpilih menjadi Bupati Nagekeo periode 2018-2023, dr. Don langsung dipercaya Surya Paloh sebagai Ketua DPC Nasdem Nagekeo hingga kini (2024). Sementara Wakilnya Marianus Waja merupakan seorang politisi Gerindra yang pernah menjadi anggota DPRD Nagekeo 3 periode tahun 2009-2014 (Partai Pemuda Indonesia) dan 2014-2019 (Partai Gerindra), dan pada periode pertamanya ketika Nagekeo mekar dari Ngada, Marianus mendapatkan kursi anggota DPRD Nagekeo sebagai pejabat antar waktu (PAW) dari Partai Kesatuan Demokrasi Indonesia (PKDI), lalu pindah ke Partai Pemuda Indonesia (PPI) dan kini berlabuh di partai Gerindra.
Ketiga, Tomas Tiba Owa atau yang akrab disapa Toti adalah seorang mantan politisi militan Golkar sejak 1996 yang kiprah politiknya sejak masih Kabupaten Ngada sampai terbentuknya Nagekeo dan kini telah pindah perahu ke Nasdem. Toti sudah sangat kenyang menjadi anggota DPRD sejak masih Ngada dan berlanjut sampai menjadi anggota DPRD Nagekeo. Kemudian terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi 2 periode 2014-2019, 2019-2024. Pada pemilu 2024 Toti harus mengakui kekalahannya karena gagal melenggang ke gedung yang bersebalahan langsung dengan gedung Sasando itu. Sementara wakilnya Seke Albertus merupakan seorang mantan birokrat pemda Nagekeo dengan jabatan terakhir sebagai Kepala BKD-Diklat Kabupaten Nagekeo. Pada pemilu legislatif periode 2024-2029 Seke Albertus mencoba mencalonkan diri dari partai Keadilan Sejahtera (PKS) namun gagal.
Keempat, Elias Djo adalah figur familiar dalam dunia perpolitikan Nagekeo. Elias merupakan Bupati Nagekeo periode 2013-2018 berpasangan dengan Paul Nuwa Veto. Pada pilkada Nagekeo 2018 silam, Elias Djo berpasangan dengan Servas Podhi mencalonkan lagi untuk periode kedua namum akhirnya kalah dari pasangan dr. Don Bosco Do dan Marianus Waja. Elias Djo juga merupakan mantan Birokrat dan Penjabat Bupati Nagekeo pada tahun 2007-2008. Sedangkan calon wakilnya Marselinus Siku seorang politisi yang merupakan anggota DPRD Nagekeo 3 periode sejak 2009-2014, 2014-2019, dan 2019-2024.
Empat pasang calon bupati dan calon wakil bupati ini merupakan putra-putra terbaik dan juga tokoh-tokoh panutan yang dimiliki Nagekeo. Ada yang eks birokrat gandeng politisi, ada juga seorang politisi gandeng eks birokrat.
Ada 3 pasangan calon yang merupakan eks birokrat kawakan menggandeng politisi di antaranya dr. Don Bosco Do-Marianus Waja, Elias Djo-Marselinus Siku, dan Simplisius Donatus-Gonzalo Muga Sada.
Lalu ada 1 pasangan calon nupati dan calon wakil bupati yang merupakan seorang Politisi Tulen menggandeng Eks Birokrat, keduanya yaitu Tomas Tiba Owa-Seke Albertus.
Ini artinya 3 eks birokrat kawakan harus berhadapan melawan seorang politisi yang telah berpengalaman menduduki beberapa periode sebagai anggota DPRD II dan DPRD I.
Harapan kepada pemilih
Rakyat Nagekeo mesti cerdas berpolitik dalam memilih calon pemimpinnya untuk 5 tahun yang tidak sekadar jadi pemilih primordialis. Harus berani menjadi pemilih rasional bukan pemilih emosional apalagi pemilih transaksional.
Rakyat Nagekeo harus melihat dan menilai dengan logika akal sehat, visi misi pasangan yang mana yang lebih besar peluangnya untuk dieksekusi bagi kemaslahatan rakyat Nagekeo selama 5 tahun. Pasangan calon yang mampu menggoyahkan psikologis pemilihnya bergantung pada rekam jejak karir dan kinerja serta janji politiknya yang dijual oleh lips service-nya di masa kampanye dan didukung kepiawaian lidah para tim suksesnya di balik layar yang bergerak dalam sepi.
Dengan demikian, rakyat Nagekeo diimbau untuk menjauhkan atau bahkan harus menolak politik uang dan juga politik SARA. Berpolitik memang butuh uang tapi jangan menjebak/bahkan mengajak pemilih untuk menjadi pribadi yang koruptif. Berpolitiklah dengan iman dan kasih. Berpolitiklah secara santun; karena jabatan itu kepercayaan yang diberi untuk melayani rakyat banyak.
Sebuah ungkapan latin mengatakan “Nosce te ipsum“: Kenali dirimu sendiri.*
*Mantan Ketua Perhimpunan Mahasiswa Asal Nagekeo Kupang 2012-2013