Mbay, Floresfiles.com – Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur beberapa kawasan di wilayah Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo pada Jum’at (03/02/2023) sejak sore hingga malam, mengakibatkan banjir terjadi di sejumlah titik.
Di areal persawahan desa Tonggorambang, Kecamatan Aesesa banjir merendam sekitar 20 hektare sawah milik warga. Hasim Wungo kepada FloresFile menyebutkan, banjir terjadi akibat tersumbatnya lubang deucker saluran pembuangan (SP), sehingga ailiran air meluap menggenangi persawahan.
“Lubang deker di SP tertutup batang gebang sehingga air tidak bisa mengalir lancar ke laut” jelas Hasyim.
Abdul Muthalib warga Tonggorambang lainya, mengungkapkan bahwa, persoalan banjir di Desa Tonggorambang sudah menjadi masalah klasik, pasalnya wilayah tersebut kerap dilanda banjir ketika musim penghujan tiba.
Selain berasal dari saluran pembuangan (SP), luapan air yang berasal dari Kali Aesesa yang sudah mulai mengalami pendangkalan juga menjadi pemicu terjadinya banjir.
Tercatat, di tahun 2020 lalu, banjir akibat luapan kali Aesesa menerjang puluhan hektare sawah milik masyarakat Tonggorambang yang berada tidak jauh dari bantaran kali.
Akibatnya banyak petani yang merugi akibat gagal panen. Kala itu, Ketua Komisi ll Safar Laga Rema yang menyempatkan diri meninjau secara langsung ke lokasi sempat memberikan pernyataan menohok menyalahkan Pemkab yang memangkas anggaran normalisasi kali.
“Ini salah Bupati” kata Safar kala itu.
Karena itu Muthalib sebagai tokoh muda Desa Tonggorambang berharap, pemerintah Kabupaten Nagekeo melalui dinas terkait segera mengambil langkah konkret guna mengatasi persoalan tersebut.
“Saya berharap Pemda segera menyelesaikan persoalan banjir di desa Tonggurambang, sebab ini bukan pertama kali terjadi, banjir di sini sudah menjadi langganan tiap tahun” katanya.
Menanggapi musibah itu, Kepala Bidang Darurat Bencana dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagekeo, Nobert situ Co’o menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Dinas PUPR Kabupaten Nagekeo menggunakan alat berat (Excavator) untuk mengangkat material yang mengahalangi aliran air dari saluran pembuangan menuju ke laut.
“Kami koordinas dulu dengan Dinas PUPR untuk menggunakan alat berat (excavator) untuk mengangkat material yang mengahalangi aliran air dari saluran pembuangan menuju ke laut” ujarnya.
(Udin)