MBAY, FloresFiles.com — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo menggelar kegiatan Festival Seni Budaya Tingkat Kabupaten Nagekeo mengusung tema “Persahabatan dan Keberagaman”, di Lapangan Berdikari, Kelurahan Danga, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, pada Rabu (23/08/2023).
Kegiatan Festival Seni Budaya Tingkat Kabupaten Nagekeo ini dibuka oleh Asisten 3 Kabupaten Nagekeo, Agustinus Fernandes, SE .
Dalam sambutan Bupati Nagekeo yang dibacakan oleh Asisten 3 Kabupaten Nagekeo, Agustinus Fernandes, selalu menghidupkan seni budaya tradisional adalah sebuah upaya untuk tetap mempertahankan jati diri sebagai orang Nagekeo, sehingga tidak tercerabut dari akar budaya kita.
“Seni dan budaya adalah kekayaan bangsa, warisan leluhur nenek moyang kita yang harus kita jaga kelestariannya. Saat ini kita berada dalam pusaran modernisasi di setiap aspek kehidupan yang kerap dihadapkan pada gempuran globalisasi akibat teknologi yang terus berkembang dan menggerus nilai-nilai budaya yang ada,” ujarnya.
Agustinus melanjutkan, fenomena tersebut sebagai akibat dari pergeseran kepentingan, lunturnya kearifan lokal, derasnya arus informasi dan teknologi, menyebabkan hilangnya sebagian nilai seni yang ada.
“Realita yang dialami itu adalah fakta dari setiap klaster budaya di kabupaten Nagekeo. Untuk itu perlu segera dilakukan pengembangan dan kelestarian dalam rangka menghidupkan kembali kesenian tradisional kita, sehingga keanekaragaman seni dan budaya yang kita miliki itu merupakan identitas ke-Nagekeo-an kita yang terus kita lestarikan sepanjang masa,” lanjutnya.
Agustinus melanjutkan, derasnya arus informasi dan teknologi yang kuat senantiasa mendominasi sehingga berdampak pada degradasi budaya kita atau penurunan nilai keasliannya budaya, sehingga regenerasi para pelaku seni menjadi sangat terbatas oleh karena rendahnya minat generasi muda terhadap kesenian dan musik tradisional yang berakibat pada terbatasnya para seniman, para pelaku seni itu sendiri.
“Untuk melanggengkan nilai-nilai seni dan budaya luhur itu, Pemerintah tetap berupaya melalui program kerja strategis melalui bimbingan dan pelatihan kepada generasi muda, agar selalu sadar akan keberagaman budaya dan menciptakan kehidupan yang harmonis, memupuk nilai penuh persaudaraan dan rasa saling menghargai antara budaya dan suku bangsa satu dengan lainnya,” tegasnya.
Lanjut Agustinus, saat ini dihadapkan dengan berbagai permasalahan baik politik, sosial, ekonomi, budaya hingga ancaman intoleransi lainnya, hingga ke arah hilangnya jati diri sebagai bangsa yang beradab. Permasalahan-permasalahan tersebut, lanjut Agustinus, merupakan ancaman serius serta berdampak pada konflik hubungan antar dan inter komunitas masyarakat serta melemahnya laju pertumbuhan pembangunan di setiap sektor.
“Tentunya hal ini menjadi perhatian semua pihak, karena kelestarian kebudayaan tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah semata, akan tetapi tanggung jawab kita semua, khususnya generasi muda yang merupakan aset bangsa. Kita tidak mungkin membiarkan terjadinya penggerusan nilai-nilai budaya yang berlangsung terus-menerus secara masif dan sistematis, sehingga seolah-olah terjadi pembiaran terkikisnya nilai budaya kita. Sangatlah memprihatinkan ketika generasi muda saat ini lebih tertarik pada budaya modern dan meninggalkan budaya tradisional warisan leluhur,” tambahnya.
Agustinus menghimbau dan menegaskan kepada generasi muda Nagekeo agar menjadi kaum muda yang cerdas dan santun dalam pergaulan, mengisi waktu dengan hal-hal yang bersifat positif dengan terlibat aktif dalam kegiatan pilihan atau extra dengan tidak meninggalkan kewajiban sebagai seorang pelajar, menjauhi tindakan-tindakan yang tidak terpuji dan merusak masa depan seperti alkohol/miras dan narkoba, sera pergaulan bebas dan tindakan kriminal lainnya.
“Kepada kita semua para pemangku kepentingan, masyarakat adat serta seluruh komponen masyarakat khususnya generasi muda, harus sehati, serasa, satu pemikiran dan pandangan, untuk mengangkat kembali dan melestarikan kebudayaan warisan leluhur kita, pada nilai lebih yang memiliki keunggulan, unik dan luhur. Yang dilakukan melalui berbagai upaya perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan yang tepat dan terpadu,” imbuhnya.
Agustinus juga memberikan apresiasi kepada para peserta yang telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.
“Kalian memiliki talenta bakat dan seni yang luar biasa. Jika ditambah dengan sentuhan dan bimbingan para senior, guru dan orang tua, kalian akan menjadi orang-orang unggul yang suatu saat nanti akan mengharumkan nama daerah ini di tingkat yang lebih tinggi. Kepada dewan juri, perhatikan aspek objektivitas dan memberikan penilaian secara jujur sesuai dengan standar penilaian, sehingga keseluruhan pagelaran ini menghasilkan output yang berkualitas,” tukasnya.
Agustinus juga memberikan apresiasi dan terima kasihnya kepada pihak penyelenggara yakni Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam terselenggaranya acara ini.
“Kiraya event-event seperti ini diupayakan menjadi agenda rutin sebagai penyampaian informasi yang efektif dan mudah dicerna karena menggunakan pendekatan seni dan budaya lokal yang dapat mendukung industri pariwisata Nagekeo. Dengan demikian Nagekeo dapat juga dikenal oleh komunitas budaya lainnya, baik di tingkat lokal, regional maupun manca negara,” tutupnya.
Untuk diketahui, peserta yang ikut dalam Festival Seni Budaya Tingkat Kabupaten Nagekeo, yaitu Sanggar Bue Bare (SMPS Manungae Ndora), Sanggar Harmoni (SMPN 1 Nangaroro), Sanggar Gong Kota (SMPS Tozu Pazo), Sanggar Rae Sape (SMAS Katolik Baleriwu), Sanggar Sun Rise Comunity (SMPN 3 Satap Boawae), Sanggar Bintang Laut (SMPN 1 Mauponggo), Sanggar Sa Ate (SMPS Hanura Danga), Sanggar Ebu Lobo (SMAS Katolik St. Clemens Boawae), Sanggar Smiiling (SMAN 2 Kota Keo), Sanggar Wonga Wea Boawae (SMPS Katolik St. Clemens Boawae), Sanggar Dhengi Dhawe (SDK Wolorae), Sanggar Tanah Kune (SDN Ameaba), Sanggar Riwu Rai (SDK Yohanes Paulus II), Sanggar Wonga Wali (SDI Watu Redu), Sanggar Wonga Wae (SDI Danga), Sanggar SKKB (SMPN 1 Aesesa), dan Sanggar Pesona Baylar (SMAS Katolik St. Fransiskus Xaverius Boawae).
(Udin)