RUTENG, FloresFiles.com — Kesiapan Dapur Carep, Kelurahan Carep, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, NTT, menjelang proses pendistribusian program Makan Bergizi Gratis (MBG) ke sekolah-sekolah sudah sangat maksimal.
Ketua Yayasan Prima Karya Mandiri Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Dapur Carep, Alexander Jerahu, mengaku beberapa kelengkapan untuk memenuhi persyaratan pendistribusian MBG ini sudah dilengkapi, baik itu persyaratan administrasi yang diminta oleh pemerintah pusat melalui Badan Gizi Nasional (BGN), jenis makanan, kelengkapan dapur, hingga tenaga kerja.
Dapur MBG Carep, kata Jerahu, menjalin kemitraan dengan BGN terkait pemenuhan persyaratan, semua prosesnya sudah terpenuhi sesuai kebutuhan.
Hanya, jelas Jerahu, saat ini pihaknya masih menunggu keuangan dari pusat yang ditransfer langsung ke rekening Yayasan Prima Karya Mandiri untuk bergerak melakukan pendistribusian MBG.
“Kalau suratnya memang kami sudah terima minggu lalu dan perintahnya dapur ini dijalankan pada tanggal 19 Mei 2025, tetapi karena duitnya belum ada, maka kami belum bisa melakukan distribusi,” jelas Jerahu, saat dijumpai FloresFiles.com, pada Kamis (22 Mei 2025).
Kendati demikian, lanjut Jerahu, pihaknya sudah sangat maksimal menjalankan program pendistribusian MBG ini.
Mantan Kepala Desa Paka, Iteng, Kecamatan Satarmese ini juga menjelaskan bahwa seluruh proses keuangan untuk membiayai MBG ini diurus oleh BGN sendiri, sedangkan pihaknya selaku pemilik dapur hanya menerima transferan yang masuk ke rekening Yayasan.
Untuk itu, terang Jerahu, selaku Ketua Yayasan ia berkomitmen menjalankan program MBG ini dengan penuh rasa tanggung jawab. Sebagai bentuk tanggung jawab, pihaknya bekerja sama dengan BGN untuk teliti dalam menentukan jenis makanan.
Mulai dari beras misalnya, pihaknya sudah disarankan oleh BGN agar memilih beras yang berkualitas baik, tentunya beras yang baru diproduksi dari sawah atau beras yang berasal dari panenan petani.
“Untuk sementara kalau pemilihan beras, kami manfaatkan dari petani lokal, karena bagaimana pun program ini juga harus berdampak ke petani,” ungkap Jerahu.
Kemudian soal jenis sayur-sayuran pihaknya juga memastikan untuk mendapatkan sayur yang mempunyai nutrisi dan gizi tinggi, contohnya, wortel, kacang panjang, boncis, pitsai, dan kol.
“Syukur kalau ke depan kami dapat mitra untuk pengadaan sayur-sayuran supaya bisa cari yang asli dari tanaman lokal,” ujarnya.
Selanjutnya, menurut Jerahu, juga ada buah-buahan yang akan disiapkan. Pihaknya juga memastikan agar buah yang dikonsumsi tidak rusak atau tidak busuk, contohnya, buah apel, pepaya, semangka, pisang, jeruk dan lain-lain.
Tidak kalah penting soal lauk-pauk dan susu juga dipastikan mengandung nutrisi yang tinggi, baik itu daging, tahu, tempe, dan juga susu bergizi.
Saat ini pihaknya mempekerjakan 50 orang, 47 orang di bagian dapur dan 3 orangnya merupakan pegawai dari BGN, yakni 1 orang sebagai kepala dapur, 1 orangnya sebagai ahli gizi dan 1 orangnya pengurus keuangan.
“47 orang itu digaji oleh Yayasan, sedangkan 3 orang pegawai dari BGN digaji langsung dari APBN pusat,” terang mantan kontraktor ini.
Terkait pendistribusian MBG, Dapur Carep mencakup 10 sekolah, yakni Sekolah Kejuruan, Madrasah, TK, Paud, SMP dan SMA.
Ia berharap bahwa keuangan cepat turun agar proses pendistribusiannya segera berjalan.
(Berto)