NAGEKEO, FloresFiles.com — Penggunaan alat pelindung diri sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) olahraga pacuan kuda semestinya menjadi perhatian serius panitia perlombaan pacuan kuda Piala Bupati Nagekeo tahun 2025. Bagaimana tidak, perlombaan di hari pembukaan saja, beberapa orang joki cilik terjatuh dari kuda.
Pantauan media ini, di sirkuit Angin Laut, Desa Tonggurambang, Kecamatan Aesesa, Minggu 15 Juni 2025 sore, saat kuda sedang kencang-kencangnya berlari, beberapa joki tiba-tiba terpental dari kuda tunggangan saat perlombaan berlangsung.
Salah satunya hingga mengalami cedera serius yang membutuhkan penanganan medis intens di atas mobil ambulance yang telah disiapkan panitia. Pada bagian siku dan lutut tampak mengalami luka lecet.
“Aduh mesu (aduh kasian).”
“Tuhan e, semoga tidak apa-apa,” ujar beberapa orang pengunjung yang kebetulan menyaksikan langsung saat seorang joki cilik dibopong ke atas mobil ambulance. “Aman, aman, tidak apa-apa, masih sadar,” sahut tenaga medis yang tampak sigap memberi pertolongan.
Mayoritas Joki Anak-anak
Perlombaan pacuan kuda Piala Bupati Nagekeo diketahui menggunakan joki cilik (anak-anak) usia sekolah dasar 9-13 tahun. Penggunaan joki cilik dinilai lebih efektif karena bobot berat badan anak-anak lebih ringan untuk dibawa lari kuda. Semakin ringan bobot joki, semakin besar peluang kuda untuk menang.
Bahkan, ada joki yang berasal dari NTB dan yang pernah menjadi juara di NTB, memiliki berat badan 16 kilogram. Saat menerima door prize di hadapan Bupati Nagekeo, joki tersebut digendong layaknya balita.
Selain dibayar oleh pemilik kuda, terpantau di hari pembukaan, para joki cilik yang mendapat juara 1, 2, dan 3 diberi hadiah. Beberapa kali seorang pria berpenampilan mirip cowboy mengeluarkan sejumlah uang pecahan Rp. 100.000 untuk memberi hadiah kepada para juara.
Di saat yang sama juga, joki yang meraih juara diberi door prize berupa kaos dan botol minuman yang diserahkan langsung Ketua panitia, Bupati, dan Wakil Bupati. Hadiah yang telah disiapkan berupa kaos dan botol minuman.
“Ini hadiah dan apresiasi untuk yang juara,” ujar Bupati Nagekeo, Simplisius Donatus, saat memberikan kaos berwarna merah kepada salah satu joki cilik.
Bagaimana Standar Keselamatan Bagi Para Joki?
Umumnya perlombaan pacuan kuda di NTT, termasuk lomba pacuan kuda Piala Bupati Nagekeo tahun 2025 ini, masuk kategori perlombaan pacuan kuda tradisional. Sungguh pun begitu, standar keselamatan sesuai dengan petunjuk organisasi (PO) sejatinya diperhatikan guna meminimalisir cedera serius pada joki.
Sub Komisi Pacuan Tradisional Pordasi telah mengeluarkan peraturan standar keselamatan joki cilik yang mana aturan pacuan kuda tradisional di Indonesia sangat beragam antar daerah yang satu dengan yang lainnya.
Ketentuan diterapkan guna keselamatan manusia dan kesejahteraan kuda. Joki cilik wajib menggunakan helm, body protector, sepatu, dan perlengkapan lainnya. Kewajiban tersebut menjadi syarat pertandingan yang akan diatur pada PO.
Apakah penggunaan alat pelindung diri joki cilik para perlombaan pacuan kuda piala Bupati Nagekeo tahun 2025 sudah sesuai petunjuk organisasi? Jawabannya belum, sebab mayoritas joki tidak menggunakan alat pelindung diri sebagaimana standart Pordasi seperti helm, kacamata, dan sepatu.
Lebih dari itu, joki yang belum mahir tidak boleh dipaksa ikut berlomba. Pada sisi lain, akan ada pelatihan dan sertifikasi dasar bagi joki cilik. Adapun jumlah maksimal menjalani pertandingan dalam satu hari juga akan ditentukan guna menjaga kesehatan dan keselamatan.
Selain itu, kuda pun wajib diperhatikan, mulai dari sepatu, lintasan yang sesuai standar, usia minimal kuda 2 tahun, dan juga jumlah laga yang diikutinya, sebab kuda memiliki batasan stamina.
Sarana dan prasarana juga tak luput dari perhatian PO tersebut. Landasan (ground) yang akan digunakan kuda harus steril dari batu. Kemudian, ada starting gate yang layak serta tanda finish. Tak ketinggalan, kehadiran Steward terlatih juga harus ada karena tugas mereka penting mengatur alur pertandingan.
(FF)