Ruteng, FloresFiles.com— Langit kota Ruteng tampak cerah pagi itu Senin 18 Agustus 2025. Di sisi utara Pasar Inpres Ruteng terlihat hilir mudik kendaraan roda dua dan empat. Aktifitas pusat perbelanjaan terbesar di ibukota Kabupaten Manggarai itu tampak sibuk seperti biasanya. Para pedagang asyik melakukan transaksi melayani pembeli seolah tak menghiraukan kondisi lingkungan pasar yang tampak kumuh.
Tak ada pembatasan untuk setiap pedagang dan sejumlah pengunjung yang datang, namun tempat yang tercium aroma tak sedap itu menjadi salah satu pusat perbelanjaan di Kota Ruteng. Biasa disebut pasar ikan. Yah saban hari tempat itu memang ramai, namun nyaris di setiap sudutnya becek, air sisa pembuangan ikan mengalir dari berbagai tempat penjualan, mengurai kesan kumuh.
Tercium aroma tak sedap, bau busuk seakan menempel pada hidung. Tak bisa menghindar, pengunjung menghirupnya, seakan menjadi sebuah hal yang melekat bagi siapa pun yang menginjakan kakinya disitu.
Bagi para pedagang yang saban hari beraktivitas di pasar menganggap kondisi tersebut adalah hal yang lumrah. Toh memang faktanya demikian. Namun, bagi orang asing yang baru pertama kali menginjakkan kakinya di pasar Ruteng menilai kondisi tersebut sebagai potret buruk pengelolaan lingkungan pasar.
“Baunya saya tidak tahan, apalagi dicampur becekan air ikan, jadi tercium aroma tak sedap. Kalau yang sudah sering kesini mungkin bisa tahan, tetapi saya tidak, maunya cepat pulang” ujar Anita warga Cepang Satar Tacik saat berbincang-bincang dengan FloresFiles.
Anita mengaku baru pertama kali menyaksikan kondisi semrawutnya pusat perbelanjaan di pusat kota Kabupaten. Ia datang berlibur ke Ruteng dan menyempatkan diri berbelanja di pasar.
Terlihat jelas, air sisa pembuangan mengalir di tiap sudut tempat penjualan ikan, bau busuk yang datang dari drainase juga memaksanya untuk menutup hidung sembari cepat-cepat berbelanja agar bisa menghindar dari situ.
Tak hanya pasar ikan, pasar sayur yang disatukan dengan tempat penjualan daging dan ayam pedaging juga memunculkan aroma tak sedap. Sisa sayur dan kotoran ayam pedaging terhampar di sudut-sudut dan menumpuk di drainase hingga pembuangannya jadi tersumbat.
Dedi Mali, seorang warga yang sedang menunggu istrinya berbelanja di tempat parkir Pasar Inpres Ruteng sangat menyayangkan kondisi pasar.
“Jadi lihatnya kotor, aroma tak sedap muncul khusus yang dari pasar ikan terus ke pasar sayur, tetapi kalau agak ke dalam seperti di tempat penjualan pakaian aroma busuknya kurang, mendingan agak baik dari pada yang bagian bawah” ungkap Dedi sembari bilang ke Wartawan agar bisa menulis khusus tentang kebersihan pasar.
“Harus disorot terkait kebersihan. Saya kalau dengan istri ke pasar saya lebih memilih untuk tunggu di luar dari pada ikut masuk ke dalam, aromanya busuk. Tolong ini diperhatikan” tambah pria asal Manggarai Timur yang berdomisili di Ruteng itu.
Drainase yang Buruk
Kondisi drainase di Pasar Inpres Ruteng juga sangat memprihatinkan. Pembuangan akhir sama sekali belum memadai, sampah sisa pembuangan ikan yang bertumpuk membuat drainase tidak bekerja maksimal, ditambah terdapat sejumlah titik kerusakan parah
Pantauan Flores Files drainase di pasar ikan tak berfungsi secara optimal, konstruksinya pecah, air ikan dan sampah yang bertumpuk terpaksa harus tergenang lama sambil menunggu air hujan turun untuk menggeser tumpukan kumuh itu.
Saat ini drainase di Pasar Inpres Ruteng terus menjadi tempat pembuangan sisa-sisa kotoran ikan
Masalah utamanya adalah kondisi drainase yang tak bisa bekerja dengan baik. Endapan lumpur dan sampah dibiarkan menumpuk.
Kurang lebih ada ratusan meter panjang drainase yang tidak berjalan dengan baik, mulai dari titik pasar sayur sampai pasar ikan, selain karena konstruksinya pecah juga ada tumpukan sampah yang menghalangi jalannya air.
Salma, seorang penjual ikan di Pasar Inpres Ruteng mengaku bahwa air sisa ikannya dibuang ke drainase dan menumpuk disitu.
Ia juga prihatin terhadap kondisi drainase yang pecah, pembuangan akhirnya juga tidak jelas hingga membuat sisa kotoran ikan bertumpuk dan menimbulkan aroma tak sedap.
Salma mengaku, tidak ada pilihan lain untuk membuang air sisa ikan ke drainase, sebab tak ada tempat lain yang lebih baik untuk membuangnya.
“Mau buang dimana lagi terpaksa ke drainase itu saja. Memang tidak jalan karena salurannya rusak, jadinya sisa kotoran ikan menumpuk seperti ipung” ujar Salma sambil tertawa.
Salma menambahkan, kotoran ikan baru bisa terendap jika hujan turun sehingga aliran air bisa bekerja dengan baik, tetapi kalau tidak hujan maka kotoran akan tetap menumpuk.
“Maunya hujan, kalau tidak hujan maka kotorannya menumpuk” ungkap wanita paruh baya yang saat ini berdomisili di Cuncalawar itu.
Pengelolaan Sampah yang Tak Teratur
Tak hanya sistem drainase yang buruk, pengelolaan sampah di Pasar Inpres Ruteng juga masih kurang baik membuat kondisi pasar terlihat kumuh.
Nyaris tak ada tempat sampah khusus yang disiapkan sehingga para pedagang maupun pengunjung seenaknya membuang sampah sembarangan.
Tahun 2019 silam memang ada pemberian tong sampah dari komunitas Gerakan Masyarakat Peduli Sampah (GMPS), sebuah gerakan yang berdiri tanggal 16 Januari 2019 atas dasar realese Kementrian Lingkungan Hidup yang menobatkan Ruteng sebagai kota terkotor.
Tetapi sekarang tempat sampah yang diberikan oleh GMPS itu nyaris tak terlihat di beberapa sudut Pasar Inpres Ruteng.
Anggota DPRD Kabupaten Manggarai, Arlan Nala turut berkomentar terkait kebersihan Pasar Inpres Ruteng.
Ia mengatakan, kondisi pasar saat ini sangat kumuh, sampah berserakan dimana-mana, drainase tidak berjalan secara optimal.
“Saya baru saja pulang dari pasar dan memperhatikan bagaimana sampah berserakan, kotor dan bau” ujar Arlan menjawab Flores Files Senin pagi.
Lantas Anggota Komisi B DPRD Manggarai ini pun mendorong pemerintah agar serius dan fokus terhadap penataan pasar, terutama kondisi drainase dan tempat pembuangan sampah.
“Maksudnya jangan biarkan sampah berserak terlalu lama di pasar, apalagi sampah basah bekan ikan, daging, sayur dan hewan” ungkap mantan aktivis GMNI Makasar itu.
Selain merusak pemandangan, menurut Arlan, kondisi pasar yang penuh dengan sampah itu dapat mencemarkan lingkungan, polusi udara dan mengganggu kesehatan pengunjung.
Karena itu kegiatan kontrol dan pengawasan di pasar harus menjadi sebuah rutinitas dari petugas. Bukan tunggu momen tertentu saja.
Dengan pengawasan rutin, tambah mantan penyiar Radio itu, pedagang maupun pengunjung akan terbiasa dan sadar dengan sendirinya tentang kebersihan.
Sebagai tambahan komentar, Sekretaris Partai Demokrat Kabupaten Manggarai ini juga menyoroti sistem penataan parkir di Pasar Inpres Ruteng, baik parkir kendaraan pengunjung maupun pedagang.
Ia meminta pemerintah untuk kembali mengatur tempat parkir yang baik karena disitu ada petugas retribusi yang sedang bertugas.
“Begitu juga dengan juru parkir jangan hanya mengatur kendaraan tetapi mengatur tempat posisi parkir yang baik karena semua ada retribusinya” ungkap Arlan.
Sementara itu pihak CV Lalong Tana sebagai mitra strategis pemerintah yang dipercayakan untuk mengolah dan menata Pasar Inpres Ruteng berjanji akan mengadakan tempat sampah baru untuk pedagang.
CV Lalong Tana ini merupakan pihak pemenang tender yang dipercayakan oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai untuk membangun pintu masuk, tempat parkir serta perbaikan kembali drainase yang rusak di Pasar Inpres Ruteng.
Saat ini Pemerintah Kabupaten Manggarai melalui Badan Pendapatan dan Dinas Perhubungan menggandeng CV Lalong Tana sebagai pihak ketiga sedang fokus membersihkan pasar.
Direktur CV Lalong Tana, Nanek Malok berkomentar terkait sampah dan kebersihan Pasar Inpres Ruteng.
Ia mengaku sudah melakukan sosialisasi dengan pemilik stan pasar untuk pengadaan tempat sampah.
CV Lalong Tana siap membeli dan mengadakan tong sampah baru untuk pasar.
“Nanti lihat ke depan, memang kami ada sosialisasi dengan pemilik stan untuk pengadaan tempat sampah, tetapi mereka mau beli sendiri dulu katanya. Nanti kami tetap usaha beli untuk pasar” tutur Nanek.
Ia juga sangat prihatin terhadap kondisi Pasar Inpres Ruteng sekarang. Menurut dia kebersihan harus menjadi prioritas utama di pasar.
Sementara untuk drainase, Nanek bilang sedikit demi sedikit sudah ada perbaikan. Pihaknya juga akan fokus pada kerusakan agar air bisa mengalir dengan baik dan drainase bekerja maksimal.
“Untuk drainase sudah ada perbaikan pakai dana pribari. Pelan-pelan sudah ini ke depan” kata pria asal Karot Ruteng itu.
Sebelumnya upaya Pemerintah Kabupaten Manggarai untuk menjaga kebersihan Pasar Inpres Ruteng terus berjalan dari waktu ke waktu.
Kurang lebih sudah tiga hari, Pemda Manggarai melalui Badan Pendapatan dan Dinas Perhubungan menggandeng pihak ketiga CV Lalong Tana turun membersihkan Pasar Inpres Ruteng.
Kegiatan pembersihan itu dibackup langsung oleh Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran dibawa kepemimpinan Kepala Bidang Penegakan Peraturan Daerah, Tiransius Kamilius Otwin Wisang.
Pembersihan dimulai dari akses pintu masuk terus merapat ke beberapa lapak penjualan.
Para penjual ikan yang berjualan di dekat akses jalan masuk sengaja dipindahkan sementara ke tempat lain demi perluasan area tempat parkir.
Puing-puing sampah dan saluran air juga tak luput dari aksi pembersihan yang berlangsung Rabu 6 Agustus 2025 lalu itu
Kepala Bidang Perhubungan Darat Dishub Kabupaten Manggarai, Agustinus Dalur mengatakan pembersihan pasar ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang lebih nyaman bagi penjual dan pembeli.
Lingkungan pasar ini, kata Agustinus Dalur, akan dibangun pintu masuk dan tempat parkir bagi para pembeli untuk menciptakan kenyamanan di area pasar, sehingga kegiatan pembersihan akan terus dilakukan dalam minggu ini.
Pihaknya juga melibatkan CV Lalong Tana sebagai pihak ketiga yang akan menjadi pengelolah pasar, khususnya tempat parkir dan akses pintu masuk nantinya.
“Hari ini juga ada pihak ketiga CV Lalong Tana yang dilibatkan dalam kegiatan pembersihan. CV ini akan bertanggung jawab terhadap proyek pembangunan pintu masuk dan tempat parkir di pasar Ruteng” kata Agustinus.
“Hari ini sudah kurang lebih tiga hari kami menata pasar Ruteng. Tadi penjual ikan yang berjualan di area masuk kami sengaja geser kesana untuk perluasan area parkir” tambah Agustinus. ( Berto )